Postingan

Menampilkan postingan dari Desember, 2018

BAB 5 ( Fluida Dinamis)

Gambar
                  Fluida Dinamis Pengertian Fluida Dinamis Fluida dinamis adalah fluida (bisa berupa zat cair, gas) yang bergerak.  Fluida Ideal Fluida ideal yaitu fluida yang tidak kompresibel, berpindah tanpa mengalami gesekan, dan aliranya stationer. Alirannya tunak (steady), yaitu kecepatan setiap partikel fluida pada satu titik tertentu adalah tetap, baik besar maupun arahnya. Aliran tunak terjadi pada aliran yang pelan. Alirannya tak rasional, artinya pada setiap titik partikel fluida tidak memiliki momentum sudut terhadap titik tersebut. Alirannya mengikuti garis arus (streamline). Tidak komprisibel (tidak termampatkan), artinya fluida tidak mengalami perubahan volume (massa jenis) karena pengaruh tekanan. Tak kental, artinya tidak mengalami gesekan baik dengan lapisan fluida disekitarnya maupun dengan dinding tempat yang dilaluinya. Kekentalan pada aliran fluida berkaitan dengan viskositas Jenis Aliran Fluida Aliran lurus atau laminer yaitu aliran fluid

BAB 4 ( Fluida Statis)

Gambar
        Fluida Statis     Massa Jenis Semakin besar massa jenisnya, maka benda tersebut memiliki kerapatan yang besar.    Dimana: ρ (dibaca rho) merupakan massa jenis suatu benda (kg/m 3 ) m merupakan massa benda (kg) V merupakan volume benda (m^3) Secara kasar, massa jenis dapat digunakan untuk mengetahui apakah benda dapat mengapung di permukaan air. Benda/objek yang memiliki massa jenis lebih kecil akan selalu berada di atas massa jenis yang lebih besar. Contohnya, minyak akan selalu mengapung diatas permukaan air karena massa jenis minyak lebih kecil dari massa jenis air. Semua benda/objek yang memiliki massa jenis lebih besar dari massa jenis air akan selalu tenggelam. Prinsip inilah yang dipakai oleh insinyur kapal dalam merancang kapal. Perhatikan gambar dibawah ini, prinsip inilah yang dipakai sehingga kapal selam dapat menyelam dan mengapung kembali ke permukaan laut. Tekanan Hidrostatis Tekanan hidrostatis  (ketika fluida dalam keadaan diam) pada

BAB III ( Bola Pejal)

Gambar
                        Bola Pejal Momen inersia Benda Poros Gambar Momen inersia Batang silinder Pusat {\displaystyle I={\frac {1}{12}}\,\!mL^{2}} Batang silinder Ujung {\displaystyle I={\frac {1}{3}}\,\!mL^{2}} Silinder berongga Melalui sumbu {\displaystyle I=mR^{2}} Silinder pejal Melalui sumbu {\displaystyle I={\frac {1}{2}}\,\!mR^{2}} Silinder pejal Melintang sumbu {\displaystyle I={\frac {1}{4}}\,\!mR^{2}+{\frac {1}{12}}\,\!mL^{2}} Bola pejal Melalui pusat {\displaystyle I={\frac {2}{5}}\,\!mR^{2}} Bola pejal Melalui salah satu garis singgung {\displaystyle I={\frac {7}{5}}\,\!mR^{2}} Bola berongga Melalui diameter {\displaystyle I={\frac {2}{3}}\,\!mR^{2}} Batang Homogen a. Poros berada di Pusat I = 1/12m.l 2 Keterangan : I = momen inersia (kg m 2 ) l = panjang batang (m) m = massa (kg) b. Poros berada di salah satu ujung I = 1/3m.l 2 Keterangan: I = momen inersia (kg m 2 ) l = panjang batang (m) m = massa (kg) c. Poros Bergeser I = 1/12